ISO 45001:2018 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

ISO 45001:2018 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 

ISO 45001:2018 – Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Apa itu ISO 45001:2018?

Setiap tahun, lebih dari 2 juta orang di seluruh dunia meninggal dunia akibat kecelakaan dan penyakit yang terjadi di tempat kerja, menurut data Organisasi Buruh Internasional (ILO). ISO 45001:2018 hadir untuk mengurangi angka ini dengan menyediakan kerangka kerja yang dapat diterapkan di berbagai sektor industri untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para pekerja. Dengan menerapkan sistem manajemen K3 yang terstruktur, perusahaan dapat meminimalisir kecelakaan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

 

ISO 45001:2018 adalah standar internasional yang mengatur sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di seluruh dunia. Standar ini diterbitkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dengan tujuan untuk memberikan pedoman kepada perusahaan dalam menciptakan tempat kerja yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih produktif. Dengan mengadopsi ISO 45001:2018, organisasi tidak hanya mematuhi regulasi kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku, tetapi juga dapat meningkatkan kinerja K3 dan mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

 

 

Baca juga: TRAINING ISO 45001 2018 OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEMS

 

Langkah-langkah Implementasi ISO 45001:2018

  1. Pemahaman Standar ISO 45001:2018 Langkah pertama dalam implementasi ISO 45001 adalah memahami isi dan persyaratan standar ini. Organisasi perlu mengkaji secara mendalam ketentuan yang ada dalam ISO 45001, termasuk pendekatan berbasis risiko, keterlibatan manajemen puncak, serta tanggung jawab terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Pemahaman ini akan menjadi landasan untuk langkah-langkah selanjutnya.
  2. Penyusunan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Organisasi harus menyusun kebijakan K3 yang sesuai dengan prinsip dan tujuan ISO 45001. Kebijakan ini harus mencakup komitmen perusahaan terhadap pengelolaan risiko K3, serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Manajemen puncak harus terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan ini.
  3. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja serta menilai risiko yang ditimbulkannya. Proses ini melibatkan pengumpulan data tentang kondisi kerja, proses, dan aktivitas yang ada. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan bahwa setiap potensi risiko dapat ditangani dengan efektif.
  4. Perencanaan Tindakan Pengendalian Setelah bahaya dan risiko diidentifikasi, organisasi harus merencanakan tindakan pengendalian untuk meminimalisir atau menghilangkan potensi bahaya tersebut. Tindakan pengendalian ini dapat mencakup perubahan prosedur kerja, peningkatan pelatihan untuk pekerja, atau penggunaan peralatan keselamatan yang lebih canggih.
  5. Implementasi Sistem Manajemen Pada tahap ini, organisasi mulai melaksanakan sistem manajemen K3 yang telah direncanakan. Ini mencakup pelaksanaan kebijakan, prosedur, dan tindakan pengendalian yang telah disusun sebelumnya. Seluruh karyawan harus dilibatkan dalam proses ini, dan komunikasi yang efektif antara manajemen dan pekerja sangat penting untuk memastikan keberhasilan implementasi.
  6. Pemantauan dan Pengukuran Kinerja K3 Setelah implementasi, organisasi perlu melakukan pemantauan dan pengukuran kinerja sistem manajemen K3 secara terus-menerus. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur yang diterapkan berjalan efektif. Audit internal secara berkala juga diperlukan untuk mengevaluasi kesesuaian sistem dengan standar ISO 45001 dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
  7. Tinjauan Manajemen Pihak manajemen puncak harus melakukan tinjauan secara berkala terhadap sistem manajemen K3 yang diterapkan. Tinjauan ini bertujuan untuk menilai apakah tujuan dan sasaran K3 tercapai serta mengidentifikasi peluang perbaikan. Jika ditemukan ketidaksesuaian atau area yang perlu ditingkatkan, manajemen harus merumuskan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.

 

 

Studi Kasus

Sebuah perusahaan manufaktur besar yang memproduksi komponen otomotif di Indonesia mulai mengadopsi ISO 45001:2018 setelah mengalami beberapa kecelakaan kerja yang cukup serius. Perusahaan ini melakukan identifikasi bahaya dan menemukan bahwa banyak kecelakaan terjadi akibat kelalaian prosedur dan kurangnya pelatihan pada pekerja. Setelah mengimplementasikan kebijakan kesehatan dan keselamatan yang lebih ketat, serta memberikan pelatihan rutin kepada pekerja, perusahaan berhasil mengurangi kecelakaan kerja hingga 40% dalam tahun pertama penerapan ISO 45001.

 

 

Kesimpulan

ISO 45001:2018 adalah alat yang sangat efektif bagi organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dengan mengikuti langkah-langkah implementasi yang jelas dan terstruktur, perusahaan dapat mengelola risiko K3 secara proaktif, mengurangi jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta meningkatkan kepuasan dan produktivitas pekerja. Selain itu, penerapan ISO 45001 dapat meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan mitra bisnis, yang pada gilirannya dapat membuka peluang pasar baru dan meningkatkan keuntungan jangka panjang.

 

Pertanyaan lain yang mungkin ingin Anda tanyakan Jangan ragu untuk bertanya hubungi kami untuk kebutuhan pelatihan dan sertifikasi ISO 45001:2018 dengan PITALOKA 0821 3494 3084, atau dapat KLIK DISINI untuk info lebih lanjut.